Senin, 14 Desember 2015


Desember........ Suasana Natal telah datang....
Lonceng berbunyi, bintang terlihat pertanda Juru Selamat akan datang kedunia untuk menyelamatkan kita....
Karena kitaaaaa........
Waktu kecil merindukan natal dan semua hadiah yang menawan
namun tak menyadari seorang bayi tlah lahir bawa keselamatan tuk manusia
waktu pun berlalu dan kita pun tahu anugrah terindah dari Bapa yang relakan anakNya di siksa dan di salibkan di bukit kalvari karena kasihh....
karena kita Dia beri hidupNya....
karena kita Dia tanggung derita
agar dunia yang hilang di selamatkan dari hukuman kekal.....
Lagu ini bergitu menginspirasi penulissss.....
Anugrah Natal yang penuh hadiah yang LUAR BIASA........
Terimakasih untuk Tuhan Yesus... 
//www.youtube.com/watch?v=T7wkojvH6-8

Senin, 23 November 2015

karyaku farmasiku

Farmasi?
inilah bidang yang sekarang sedang saya tekuni....
dan saya merasakan farmasi LUAR BIASA...
ini contoh desain kemasan yang saya buat untuk kemasan obat ...


mungkin ini tidak sesuai atau tidak sebangus aslinya. tapi disini saya belajar membuat kemasan menggunakan Corel Draw.... 
Terimakasih sudah mampir.,..
Semoga bermanfaat...
Tuhan memberkati

Senin, 16 November 2015

Farmasiku obatku kemasanku

GLIMEPIRIDE

apa itu Glimepiride????
Glimepiride adalah obat untuk meningkatkan jumlah insulin yang dilepaskan oleh pankreas dan mengatasi kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes tipe 2. Insulin berguna membantu mengendalikan kadar gula di dalam darah dan merupakan sebuah hormon yang terbuat secara alami di dalam pankreas.

Farmakologi:
Glimipiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan perangsangan sekresi insulin dari sel beta pankreas yang masih berfungsi. Selain itu, aktivitas sulfonilurea seperti glimipiride dapat juga melalui efek ekstra pankreas, hal ini didukung oleh studi preklinis dan klinis yang menunjukkan bahwa pemberian glimipiride dapat meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin.
Non-insulin-dependent (type II) Diabetes melitus (NIDDM) dimana kadar glukosa darah tidak dapat hanya dikontrol dengan diet dan olahraga saja.
  • Hipersensitivitas
  • Pasien ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma
Kadar glukosa darah pasien dan HbA1c harus diukur secara berkala untuk menetapkan dosis minimum yang efektif bagi pasien tersebut, untuk mendeteksi kegagalan primer yaitu tidak adanya penurunan berarti dari gula darah pada pemberian dosis maksimum yang diperbolehkan, untuk mendeteksi kegagalan sekunder yaitu hilangnya respon penurunan glukosa darah setelah adanya periode keefektifan inisial.
Dosis awal:
1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan makan pagi atau makanan utama yang pertama. Untuk pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik, dosis awal yang diberikan sebaiknya dimulai dari 1 mg satu kali sehari, kemudian boleh dinaikkan (dititrasi) dengan hati-hati.
Dosis pemeliharaan:
1-4 mg satu kali sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari. Pada saat pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis tidak boleh melebihi 2 mg dengan interval 1-2 minggu tergantung dari respon gula darah pasien. Efikasi jangka panjang harus dimonitor dengan mengukur kadar HbA1c, sebagai contoh setiap 3-6 bulan.
Umum
Hipoglikemia:
Tidak terkendalinya kadar glukosa darah: Bila seorang pasien, yang kondisi penyakit DMnya stabil dengan menggunakan regimen antidiabetik tertentu, terpapar stress seperti demam, trauma, infeksi, pembedahan, kadar gluosa darah bisa tidak terkendali. Dalam keadaan seperti ini, dibutuhkan kombinasi insulin dengan glimipiride atau pengobatan tunggal dengan insulin.
Informasi untuk Pasien
Pasien harus diinformasikan mengenai:
  • Risiko, manfaat glimipiride, dan cara pengobatan lain
  • Pentingnya untuk melakukan diet, program olah raga secara teratur dan pemeriksaan glukosa darah secara teratur
  • Risiko hipoglikemia, gejala-gejala dan cara pengobatannya serta kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sebaiknya dijelaskan kepada pasien dan anggota keluarga yang bertanggung jawab. Berdasarkan penelitian pada hewan, glimipiride tidak dianjurkan pada kehamilan.
  • Pada ibu menyusui penggunaan glimipiride sebaiknya tidak dilanjutkan.
  • Keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui.
  • Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare (<1%).
  • Reaksi alergi seperti pruritus, erythema, urtikaria, erupsi morbiliform atau maculopapular, reaksi ini bersifat sementara dan akan hilang meskipun penggunaan glimipiride dilanjutkan, jika tetap terjadi maka penggunaan glimepiride harus dihentikan (<1%).
  • Gangguan metabolisme berupa hiponatremia.
  • Perubahan pada akomodasi dan/atau kaburnya penglihatan mungkin terjadi pada penggunaan glimepiride (plasebo 0,7%, glimepiride 0,4%).
  • Reaksi hematologik seperti leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia dilaporkan terjadi pada penggunaan sulfonilurea.
  • Risiko hipoglikemia akan meningkat pada pemberian glimepiride bersama-sama dengan obat-obat tertentu, yaitu NSAID dan obat lain dengan ikatan protein tinggi, seperti salisilat, sulfonamida, kloramfenikol, kumarin, probenesid, MAO inhibitors, b adrenergic blocking agents.
  • Daya kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah akan menurun jika diberikan bersamaan dengan obat-obat yang cenderung menimbulkan hiperglikemia, seperti tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk-produk kelenjar tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan isoniasid.
  • Pemberian propranolol (40 mg tid) dan glimepiride meningkatkan Cmax, AUC dan T1/2 dari glimepiride sebesar 23%, 22% dan 15% serta menurunkan CL/f sebesar 18%, pasien perlu diperingatkan akan potensi hipoglikemia yang dapat terjadi.
  • Pemberian glimepiride bersamaan dengan warfarin, menurunkan respon farmakodinamik dari warfarin, namun tidak bermakna secara klinis.
  • Interaksi antara mikonazol oral dan obat hipoglikemia oral dilaporkan dapat menyebabkan hipoglikemia, sedangkan interaksi pada pemberian i.v., topikal atau vaginal belum pernah dilaporkan.
  • Glimepiride berpotensi terjadi interaksi dengan fenitoin, diklofenak, ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat, karena seluruhnya dimetabolisme oleh sitokrom P450 II C9.


Indikasi:
Kontraindikasi:
Dosis:
Peringatan dan Perhatian
Efek Samping
Interaksi obat:
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPANLAH DITEMPAT KERING, PADA SUHU DIBAWAH 30oC TERLINDUNG DARI CAHAYA


Belajar farmasi? cukup dari yang paling mudah dulu. contohnya menghafal obat dan khasiatnya. karna ilmu farmasi akan berkembang terus seiring berjalannya waktu,.... Thankyou udah mampir di home

aku. 
Semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati